Rabu, 01 Oktober 2014

Duel antara Milan dan Liverpool setelah pertandingan berakhir banyak disebut sebagai balas dendam yang tercapai.

Final Liga Champions 2007

23 Mei 2007
Olympic Stadium, Athena, Yunani
Wasit: Herbert Fandel (Jerman)
Penonton: 74 ribu

Milan 2-1 Liverpool
(Filippo Inzaghi 45, 82; Dirk Kuyt 89)

Milan: Dida, Oddo, Nesta, Maldini, Jankulovski (Kaladze 80), Gattuso, Pirlo, Ambrosini, Seedorf (Favalli 90), Kaka, Inzaghi (Gilardino 88)

Liverpool: Reina, Finnan (Arbeloa 88), Carragher, Agger, Arne Riise, Xabi Alonso, Mascherano (Crouch 78), Pennant, Zenden (Kewell 59), Gerrard, Kuyt.

Milan 2-1 Liverpool

Balas dendam, demikian media massa Eropa menyebut laga ini beberapa hari sebelum pertandingan, bahkan ketika Milan dan Liverpool memastikan diri lolos dari babak semi-final.

Tajuk balas dendam memang seragam karena kedua tim sebelumnya juga bertemu di final Liga Champions di edisi 2005. Pada saat itu, Liverpool secara dramatis meraih kemenangan dan mengangkat tropi juara lewat drama 120 menit plus adu penalti.

Milan tampil luar biasa di turnamen antarklub terbaik Eropa musim ini. Memuncaki klasemen di fase grup, Milan juga berhasil melangkah mudah di fase gugur kala menghadapi Celtic, Bayern Muenchen dan Manchester United. Kaka bahkan menjadikan dirinya sebagai pemain tersubur di turnamen ini dengan sepuluh gol.

Sementara Liverpool, dominasinya di fase grup tak menular di babak knock-out. Tapi mereka tetap melenggang ke final karena mental juara dan sedikit keberuntungan yang dimiliki.

Di final, di hadapan 74 ribu penonton lebih di Stadion Olimpiade, Athena, Yunani, kedua tim berada dalam performa terbaiknya. Sejumlah kendala memang dihadapi masing-masing tim, tapi tak cukup mengkhawatirkan. Milan mengenakan jersey warna putih-putih, sementara Liverpool mengenakan seragam kebanggaan mereka, merah-merah.

Sejak peluit dimulainya pertandingan, kedua tim langsung menunjukkan permainan ngotot menjurus kasar. Beberapa kali wasit Herbert Fandel harus meniup peluit tanda pelanggaran. Kedua kiper masing-masing tim juga beberapa kali menunjukkan aksi brilian. Sebelum akhirnya Jose Reina dipaksa mengambil bola dari gawangnya sesaat sebelum turun minum.

Striker veteran Filippo Inzaghi yang menjadi pencetak gol Milan dengan cara kontroversial. Inzaghi menyentuh bola dengan tangannya sebelum masuk ke gawang saat bola sepakan bebas Andrea Pirlo berubah arah karena mengenai pemain lain. Wasit tidak melihat ada pelanggaran dan mengesahkan gol tersebut. 1-0 untuk Milan.

Di paruh kedua, Liverpool bermain lebih berhati-hati. Steven Gerrard pun punya peluang menyamakan kedudukan, memaksimalkan kesalahan yang dibuat Gennaro Gattuso, dengan tendangannya. Namun kiper Dida masih sigap mengamankan gawangnya.

Untuk menambah daya gempur Liverpool, Rafael Benitez memasukkan Peter Crouch dan menarik Javier Mascherano. Hasilnya, Kaka yang sebelumnya dibatasi geraknya oleh Mascherano bisa bergerak leluasa di lini tengah. Gol kedua Milan yang kembali dicetak Inzaghi pun tak lepas dari kontribusi pemain asal Brasil itu.

Sadar Liverpool memainkan strategi jebakan offside, Kaka memberikan umpan terobosan kepada Inzaghi, yang memang cerdik dalam mengatasi strategi itu. Reina pun tak bisa berbuat banyak untuk bisa menghambat laju bola kiriman Inzaghi, yang kemudian mengubah kedudukan menjadi 2-0 di menit 82.

Dirk Kuyt mencetak gol hiburan untuk Liverpool di menit 89. Namun kemenangan tetap menjadi milik Milan, dan balas dendam terpenuhi. Paolo Maldini menjadi pemain Milan pertama yang mengangkat trofi juara Liga Champions pada saat itu.
sumber : Goal.com

0 komentar:

Posting Komentar